Jumat, 25 Juni 2010

TEKNIK-TEKNIK DASAR KOMUNIKASI DALAM KONSELING

Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor dan klien. Sebagai suatu proses komunikasi, konseling melibatkan ketrampilan konselor dalam menangkap atau merespon pernyataan klien dan mengkomunikasikannya kembali kepada klien tersebut. Dalam berkomunikasi dengan klien konselor seharusnya menggunakan respon-respon yang fasilitatif bagi pencapaian tujuan konseling. Secara umum respon-respon tersebut dapat dikelompokan kedalam berbagai teknik dasar komunikasi konseling antara lain :
A. Attending ( perhatian )
Attending adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif sehingga klien bebas mengekspresikan / mengungkapkan tentang apa saja yang ada dalam pikiran, perasaan ataupun tingkah lakunya. Contohnya posisi badan termasuk gerak isyrat dan ekspresi muka serta kontak mata.
B. Opening ( pembukaan )
Opening adalah ketrampilan / teknik untuk membuka / memulai komunikasi dan hubungan konseling. Contohnya menyambut kehadiran klien dan membicarakan topic netral seperti menjwab salam, mempersilakan duduk dll.
C. Acceptance ( penerimaan )
Acceptance ( penerimaan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk menunjukan minat dan pemahaman terhadap hal-hal yang dikemukakan klien. Contohnya anggukan kepala dll.
D. Rertatement ( pengulangan )
Restatement adalah teknik yang digunakan konselor untuk mengulang / menyatakan kembali pernyataan klien ( sebagian atau seluruhnya ) yang dianggap penting.
E. Reflection of fefling ( pemantulan perasaan )
Reflection of fefling ( pemantulan perasaan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memantulkan perasaan / sikap yang terkandung dibalik pernyataan klien.
F. Clafication ( klarifikasi )
Clafication ( klarifikasi ) adalah teknik yang digunakan untuk mengungkapkan kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan kata-kata baru dan segar. Contohnya pada intinya, pada dasarnya dll.
G. Paraprahing
Paraprashing adalah kata-kata konselor untuk menyatakan kembali esensi dari ucapan-ucapan klien. Contohnya “ya”, “benar/betul” secara spontan dari klien.
H. Structuring ( pembatasan )
Structuring ( pembatasan ) adalah teknik yang digunakan konselor untuk memberikan batas-batas / pembatasan agar proses konseling berjalan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan dalam konseling.
I. Lead ( pengarahan )
Lead ( pengarahan ) adalah teknik / ketrampilan yang digunakan konselor untuk mengarahkan pembicaraanklien dari suatu hal ke hal yang lain secara langsung ketrampilan ini sering pula disebut ketrampilan bertanya.
J. Silence ( diam )
Silence ( diam ) adalah suasana hening, tidak ada interaksi verbal antara konselor dank lien dalam proses konseling.
K. Reassurance ( penguatan / dukungan )
Reassurance ( penguatan / dukungan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor untuk memberikan dukungan / penguatan terhadap pernyataan positif klien agar ia menjadi lebih yakin dan percaya diri.
L. Rejection ( penolakan )
Rejection ( penolakan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor unutuk melarang klien melakukan rencana yang akan membahayakan / merugikan dirinya atau orang lain.
M. Advice ( saran / nasehat )
Advice adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk memberikan nasehat atau saran bagi klien agar dia lebih jelas mengenai apa yang akan dikerjakan.
N. Summary ( ringkasan / kesimpulan )
Summary ( ringkasan / kesimpulan ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk menyimpulkan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan klien pada proses komunikasi konseling.
O. Konfrontasi ( pertentangan )
Konfrontasi ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor untuk menunjukan adanya kesenjangan, diskrepansi atau inkronguensi dalam diri klien kemudian konselor mengumpanbalikan kepada klien.
P. Interprestasi ( penafsiran )
Interprestasi adalah ketrampilan / teknik yang digunakan oleh konselor dimana atau karena tingkah laku klien ditafsirkan / diduga dan dimengerti dengan dikomunikasikan pada klien. Selain itu didalam interpretasi konselor menggali dan makna yang terdapat dibelakang kata-kata klien atau dibelakang perbuatan / tindakannya yang telah diceritakannya. Bertujuan membantu klien lebih memahami didiri sendiri bila mana klien bersedia mempertimbangkannya dengan pikiran terbuka.
Q. Termination ( pengakhiran )
Termination ( pengakhiran ) adalah ketrampilan / teknik yang digunakan konselor untuk mengakhiri komunikasi berikutnya maupun mengakhiri karena komunikasi konseling betul-betul telah “berakhir”.

Ketrampilan dasar konseling
Oleh :
Drs. SUPRIYO, M. Pd
MULAWARMAN, S.Pd

ETIKA DALAM KONSELING

Konseling merupakan proses bantuan yang sifatnya profesional. Setiap pekerjaan yang sifatnya profesional tentu memiliki seperangkat aturan atau pedoman yang mengatur arah dan gerak dari pekerjaan profesi tersebut. Hal ini sering disebut etika. Konselor sebagai pelaksana dari pekerjaan konseling juga terikat dengan etika.
Etika merupakan standard tingkah laku seseorang, atau sekelompok orang yang didasarkan atas nilai-nilai yang disepakati. Ada beberapa aspek dalam membahas etika konseling antara lain :
a. Aspek Kesukarelaan
Pada aspek ini konselor perlu mengetahui apakah klien datang secara sukarela atau tidak. Hal ini penting karena besar manfaatnya dalam hubungan konseling sehingga memungkinkan keterlibatan diri klien secara lebih efektif dalam proses konseling akan terwujud, dan keterbukaan diri dari klien akan memberikan kesan positif dalam hubungan terapeutik tersebut.
b. Aspek Kerahasiaan
Aspek kerahasiaan berkaitan dengan apakah hal-hal yang dibicarakan dalam konseling itu bersifat rahasia atau tidak. Kerahasiaan dalam proses konseling terkadang overlap dengan kata privacy. Privacy mempunyai sifat sesuatu yang pribadi dan tidak perlu diketahui atau diikemukakan kepada orang lain.
c. Aspek Keputusan Oleh Klien Sendiri
Membuat keputusan tertentu penting artinya bagi klien. Oleh karena itu klien harus membuat keputusan yang lebih tepat untuk dirinya dan masa depannya.
d. Aspek Sosial Budaya
Dalam hubungan konseling, konselor dituntut sadar akan aspek-aspek sosial dan budaya dan nilai-nilai pihak klien, klien mungkin memiliki pengalaman-pengalaman sosial dan budaya yang sangat berlainan dengan konselor. Dengan kata lain konselor hendaknya mempelajari karakteristik budaya nilai-nilai dan kebiasaan klien mereka. Hal ini sangat penting oleh karena dapat dinyatakan bahwa layanan konseling tanpa pemahaman budaya dan nilai-nilai ditempat konselor bekerja maka konselor belum memenuhi apa yang disebut etika profesi konselor.

PRINSIP-PRINSIP KONSELING

Prinsip-prinsip konseling merupakan pedoman atau acuan yang digunakan dalam melaksanakan konseling. Prinsip-prinsip tersebut dibuat berdasarkan kajian filosofis, hasil-hasil penelitian dan pengalaman praktis tentang hakekat manusia, perkembangan budaya, pengertian, tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan konseling. Prinsip-prinsip konselig ini akan mendasarkan pada factor proses, tanggunug jawab serta tujuan dari konseling.
Adapun prinsip-prinsip konseling yang dimaksud meliputi:
a. Konseling merupakan kegiatan yang sangat penting dalam keseluruhan program bimbingan disekolah, atau merupakan bagianintegral dengan bimbingan.
b. Program konseling harus fleksibel, disesuaikan dengan kondisi lembaga ( misalnya sekolah ), kebutuhan individu dan masyarakat.
c. Dalam konseling terlibat dua individu yaitu konselor dan klien yang memproses penyelesaian masalah melalui serangkaian interview.
d. Konseling merupakan proses belajar yang mengarah pada suatu perubahan yang fundamental dalam diri klien terutama dalam perubahan sikap dan tindakan.
e. Konseling lebih banyak menekankan pada masalah sikap daripada tindakan.
f. Konseling berlangsung pada situasi pertemuan dan jalianan hubungan yang khas.
g. Konseling lebih menekankan pada penghayatan amosional dari pada intelektual.
h. Konseling sebagai kegiatan yang profesional, dilaksanakan oleh orang-orang yang telah memiliki persyaratan profesional baik dalam pengetahuan maupun kepribadiannya. Oleh karena itu tenaga ahli yang memperoleh pendidikan dan latihan khusus dalam bidang bimbingan dan konseling.
i. Konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis kelamin, suku bangsa, agama dan status sosial ekonomi.
j. Dalam konseling perbedaan konseling harus dipahami dan dipertimbangkan dalam rangka upaya yang bertujuan memberikan bantuan atau konseling pada individu-individu tertentu.
k. Konseling pada umumnya dibatasi hanya pada hal-hal yang menyangkut pengaruh kondisi mental dan fisik individu terhadap penyesuaian dirinya dirumah, sekolah serta yang berkaitan dengan kontak sosial dan pekerjaan.
l. Tujuan akhir konseling adalah kemandirian setiap individu maka dari itu layanan konseling harus diarahkan untuk mengembangkan klien agar mampu mengarahkan dirinya dalam menghadapi kesulitan atau masalah yang dihadapinya.
m. Dalam proses konseling keputusan yang diambil dan hendak dilakukan oleh klien hendaklah atas kemauan klien sendiri, bukan karena kemauan atau desakan diri konselor.
n. Permasalahan khusus yang dialami klien harus ditangani oleh ( dan kalau perlu dialihtangankan kepada ) tenaga ahli dalam bidang yang relevan dengan permasalahan khusus tersebut.

KONDISI HUBUNGAN KONSELING

Tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam proses konseling dapat efektif apabila kondisi atau iklim yang memungkinkan klien dapat berkembang dan menggali potensi-potensi yang ada pada dirinya. Kondisi ini mau tidak mau harus diciptakan oleh konselor mengingat perannya sebagai fasilisator dalam proses konselin. Rogers menyebutkan kondisi ini dengan kondisi konseling yang fasilitatif. Kondisi ini adalah kongruensi ( congruence ), penghargaan positif tanpa syarat ( positive regard ), dan memahami secara empati ( emphatic understading ). Para ahli lain ( Cappuzzi, 1991 ) menambahkan kondisi seperti kepedulian ( respect ), dan kesadaran akan budaya ( cultural awareness ) dan berikut penjelasan secara singkat mengenai kondisi fasilitatif tersebut.

a) Kongruensi
Kongruensi dalam hubungan konseling dapat dimaknakan dengan “menunjukan diri sendiri“apa adanya, berpenampilan terus terang dan yang lebih penting adalah ada kesesuaian antara apa yang dikomunikasikan secara verbal dengan non verbal.
b) Penghargaan positif tanpa syarat
Konseling akan lebih efektif jika kondisi penghargaan yang positif ini diciptakan konselor dan dilakukan tanpa syarat. Dengan kata lain konselor menerima setiap individu ( klien ) tanpa menilai aspek-aspek pribadinya yang “lemah” ataupun “kuat”.
c) Pemahaman secara empati
Memahami secara empati merupakan suatu kemampuan untuk memahami cara pandang ( pikiran, ide ) dan perasaan orang lain.
d) Kesadaran budaya
Kesadaran akan budaya mengacu pada kemampuan konselor untuk terbuka dan memotivasi untuk belajar menerima dan memahami budaya yang berbeda dengan budaya yang ia miliki terutama budaya yang klien miliki.

TUJUAN DAN HARAPAN KLIEN DALAM KONSELING

Ada beberapa pernyataan mengenai tujuan konseling yang dikemukakan oleh beberapa ahli dalam hal ini dikemukakan oleh Shertzer dan Stone ( 1981 ) yaitu :
 Perubahan tingkah laku
 Kesehatan mental positif
 Pemecahan masalah
 Kefektifan pribadi
 Pembuatan keputusan
Dalam berbagai sumber tujuan konselor berbeda dalam rentangan atau kontinum dari tujuan yang sifatnya umum mengarah kepada tujuan yang sifatnya lebih spisifik ( Corey, 2005 ). Tujuan yang sifatnya umum tersebut direfleksikan oleh konselor selama proses konseling berlangsung. Menurut Rao ( 1984 ) dalam Mappiare ( 2002 ) mengemukakan bahwa konselor mempunyai tujuan memahami tingkah laku, motivasi-motivasi dan perasaan klien. Adapun tujuan sesaat ( immediate goals ) adalah agar klien mendapat kelegaan, sedangkan tujuan jangka panjang ( long-term goals ) agar klien menjadi pribadi yang lebih bermakna.
Adapun tujuan klien yang datang menemui konselor bersumber dari harapan klien mengenai masalah yang segera atau mendesak yang sedang dihadapi oleh klien. Terkadang klien tidak memiliki tujuan-tujuan masa datang yang tidak dirumuskan dengan jelas. Dengan kata lain konselor membantu para klien menegaskan dan mengkhususkan tujuan-tujuan yang hendak diperoleh para klien sebagai suatu hasil pertalian klien dengan konselor.

DEFINISI KONSELING

Konseling adalah suatu layanan profesional yang dilakukan oleh para konselor yang terlatih secara profesional. Hal ini bukan merupakan hubungan yang secara kebetulan direncanakan untuk membereskan atau memecahkan masalah klien. Konseling merupakan suatu proses yang direncanakan untuk mempercepat pertumbuhan klien.
Untuk memperoleh definisi atau pengertian yang lebih jelas tentang konseling maka berikut ini beberapa pendapat dari para ahli mengenai definisi konseling.
A. Rogers dalam Hendrarno ( 2003:24 ), menyatakan bahwa konseling merupakan rangkaian-rangkaian kontak atau hubungan secara langsung dengan individu yang tujuannya memberikan bantuan dalam merubah sikap dan tingkah lakunya.
B. Gibson ( 1985 ) menyatakan bahwa konseling adalah hubungan bantuan antara konselor dan klien yang difokuskan pada pertumbuhan pribadi dan penyesuaian diri serta pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
C. Menurut Edwin C. Lewis ( 1970 ) dalam Abimanyu dan Manrihu ( 1996:9 ), mengemukakan definisi koneling sebagai berikut. Konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah ( klien ) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat ( konselor ) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang merangsang klien untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang memungkinkannya berhubungan secara lebih efektif dengan dirinya dan lingkungannya.
Ciri-ciri pokok konseling yaitu sebagai berikut :
1) Konseling dilakukan oleh seorang konselor yang memppunyai kemampuan secara profesional dalam menangani masalah-masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan pribadi, sosial, karier, dan pendidikan serta memahami proses-proses psikis maupun dinamika perilaku pada diri klien.
2) Konseling melibatkan interaksi dan komunikasi antara dua orang yaitu konselor dan klien baik secara langsung ( bahasa verbal ) maupun secara tidak langsung ( non verbal ).
3) Tujuan dari hubungan konseling ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada diri klien sesuai dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh klien. Konselor berupaya memfasilitasi dan memberikan dukungan, bersama klien membuat alternatif-alternatif pemecahan masalah demi perubahan kearah lebih baik dan sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dalam konseling.
4) Konseling merupakan proses yang dinamis, dimana individu ( klien ) dibantu untuk mengembangkan kemampuan-kemampuannya dalam mengatasi masalah-masalah yang sedang dihadapi.
5) Konseling merupakan suatu proses belajar terutama bagi klien untuk mengembangkan perilaku baru dan membuat pilihan, keputusan sendiri ( autonomous ) kearah perubahan yang dikehendakinya.
6) Adanya suatu hubungan yang saling menghargai dan menghormati sehingga timbul saling kepercayaan, dengan kata lain konselor menjamin kerahasiaan klien.
Dengan beberapa rumusan definisi dan cirri-ciri pokok konseling maka dapat disimpulkan bahwa konseling merupakan suatu proses bantuan secara profesional antara konselor dan klien yang bertujuan membantu individu ( klien ) dalam memecahkan masalahnya agar individu dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sesuai potensi atau kemampuan yang ada pada dirinya.

SEJARAH DAN BATASAN KONSELING

Sejak satu abad yang lampau dan khususnya dalam waktu tiga dekade yang lalu, psikoanalis telah tiba dan melakukan langkah-langkah bantuan dalam menolong penyakit mental yang ketika banyak diderita oleh warga Amerika serikat. Perkembangan konseling sebagai suatu metode menolong para individu memecahkan kesulitan-kesulitan dan berhubungan dengan masalah-masalah langsung dipengaruhi oleh Sigmund freud dan para ahli psikoanalisis yang tugasnya menstimulir interest dalam realita emosional.
Perang Dunia II mempunyai pengaruh yang cukup berarti terhadap konseling. Studi-studi penelitian dan tugas-tugas personel yang berhubungan dengan perang diarahkan sebagian besar kepada rehabilitasi kepribadian atau mental. Setelah perang program-program konseling terhadap para veteran memberikan bantuan yang ekstensif dalam membantu orang-orang tersebut untuk merencanakan hari-hari depan mereka, mengatasi problem-problem penagturan kepribadian dan disesuaikan kembali dengan kehidupan warga negara sipil.
Peningkatan perhatian terhadap konseling pada akhir tahun 1940-an dan awal tahun 1950-an memberikan semangat terhadap beberapa gerakan untuk meningkatkan kualifikasi-kualifikasi tentang layanan konseling. Pada tahun 1947, The National Vocational; Guidance Association membentuk suatu komite untuk mempersiapkan konselor-konselor. Laporan akhir dari komite ini menyusun suatu garis-garis besar tentang suatu wadah umum untuk pendidikan bagi semua konselor. Wadah ini tidak hanya mempunyai bidang dalam hal penggunaan alat-alat dan teknik-teknik berupa test dan interview, tetapi juga studi tentang kepribadian dan pertumbuhan serta perkembangan individu. Beberapa tahun kemudian the Division of counseling psychology of America psychological association ( APA ) memusatkan perhatiannya pada usaha-usaha untuk mempersiapkan tenaga-tenaga konselor yang profesional. Sampai kurun waktu berikutnya pada tahun 1951 didirikanlah APGA ( American Personel and Guidance Association ) yang lebih meningkatkan perhatiannya terhadap konseling dan memprofesionalkan konseling. Akhirnya departemen-departemen negara dalam bidang pendidikan menentukan standard an memberikan sertifikat kepada konselor sekolah. Pertengahan tahun 1970-an beberapa gerakan terbukti memberiakan ijin bagi para konselor untuk membuka pratik swasta.
Selanjutnya perkembangan konseling di indonesia tidak lepas dari perkembangan Bimbingan dan Konseling terutama Bimbingan dan Konseling disekolah. Secara garis besar perkembangan konseling di indonesia berkembang pada awal tahun 1960-an. Faktor-faktor pendorong perkembangan konseling sekolah secara umum di indonesia menurut Mappiare ( 2002:10 ) yaitu
a)Pada diri individu terdapat masa-masa kritis pada setiap masa perkembangan terutama pada masa remaja.
b)Pada kondisi luar individu seperti kondisi teknologi yang berkembang pesat ; kondisi nilai-nilai demokratis, nilai-nilai humanistik vs nilai-nilai pragmatis, adanya ketidaksesuaian antara pendidikan dan lapangan kerja yang ada serta masalah kehidupan sosial-ekonomi yang semakin kompleks diantara krisis ekonomi, dekadensi moral.

Hakekat Konseling

Konseling sebagai salah satu upaya profesional adalah berdimensi banyak, konseling muncul karena adanya banyak pertanyaan dan masalah yang dihadapi oleh individu dan ketika individu tersebut memecahkan masalahnya individu merasa perlu mendapatkan bantuansecara profesional. Jika dilihat dari keberadaan konseling itu sendiri merupakan salah satu usaha bantuan profesional yang dapat disejajarkan dengan missal, psikiater, dokter, psikolg, ataupun pekerja sosial.
Konseling sebagai usaha bantuan ( helping ) profesional karena sifatnya yang didasarkan pada pengetahuan khusus. Menurut Mccully dalam Mappiare ( 2002: 2 ) suatu proses helping dinamakan sebagai adanya seseorang, didasarkan pengetahuan khasnya, menerapkan suatu teknik inetlektual dalam suatu pertemuan khusus dengan maksud agar orang lain tadi dapat lebih efektif menghadapi dilema-dilema, pertentangan, yang merupakan ciri khas kondisi manusia.

Jumat, 11 Juni 2010

1 oktober 2007

MY EXPERIENCE WITH A BEAUTIFUL GIRL
1st October 2007 was the date that very nice for me and gave me nice memories, in this date I was showed my felled to a very beautiful girl. Actually I was shy for showed my felled to the girl, but with my brave and my confident, I could show it. She just been silent at I showed my fell, I was fall in love to her. Slowly I asked again and waited the answer from her. Although just been silent, my been she was thinking about my felled to her, she thought that she would be admission or not.
Actually we introduce our self, but it was very still young, so we was not also frightened if she still silent and she was no gave me answer. After waited long time with bad felled, I fried if she was not acceptance my love, because in the long time ago he was asked to me that he was not yet would for became a boy friend. May be because he still fried with his friend experience. And the and, and than she begin asked me. In the beginning she was very shy, may be for gave answer to me. Because in that day I asked to her gave me answer at that moment. And the end, the answer from her was she shall to be came my lovely. I was happier, listened the answer by her, I have fell that I become a person who have happier it that moment. Because in the long time I after look for dearest who can knowed and understand about me, because I had a bad experience with a girl. I hope it can be come a nice begin for me to my live and nice for me with my girl friend.
And now I still about 4 years together with her. I am very happy, because I was got a beautiful girl who wants by me from my fell in my heart. Although at now we still in different place and long distance, but it is not be come problem for us. Because my believed as her believed is same. So the next time we are not have mistake about us. Because live that will be past by us is still longer. One again we are still as study in university. I in UPS but my girl friend in UNNES, so we must have labor for our vision. So in the next time if we can together for ever, we can live with happily and never make sorrow to our parents. We are always have hoped to Got, so in the next time our vision for live together can be come real. Because I love her and she love me too.

by..taufik gunawan

Jumat, 21 Mei 2010

PEDOMAN WAWANCARA DALAM BK

PEDOMAN WAWANCARA
MENURUNNYA PRESTASI SISWA
KARENA FAKTOR EKONOMI KELUARGA



Disusun oleh :
Nama : Taufik gunawan
NPM : 1108500924
Semeseter : IV D
Progdi : BK


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PANCASAKTI TEGAL
2 0 1 0


DESKRIPSI MASALAH

Dedi Oktasaputra adalah siswa SMP Negeri 08 Tegal, sekarang Dedi duduk dikelas IIX. Dedi tinggal bersama kedua orang tua dan adiknya, keluarga Dedi merupakan keluarga yang sederhana. Disekolah Dedi memiliki prestasi yang bagus dan baik tidak ada kendala apapun. Namun akhir-akhir ini prestasi Dedi menurun karena sekarang Dedi sedang ada masalah dengan keluarganya. Keluarga Dedi sedang menghadapi masalah ekonomi, Ayah Dedi seorang pekerja serabutan yang bekerja kalau ada yang menyuruh kalau tidak ada ayah Dedi pun tidak kerja. Jadi terkadang proses belajar Dedi pun tersendat karena biaya, seperti beli buku LKS atau biaya lainnya. Sedangkan ibu Dedi seorang ibu rumah tangga yang kasehariannya mengurus rumah dan adik Dedi, sedang Dedi merupakan anak pertama sehingga Dedi pun merasakan apa yang sedang dialami keluarganya.
Dilihat dari permasalahan yang dialami Dedi merupakan masalah ekonomi keluarga, dan kondisi tersebut berdampak pada proses belajar dan prestasi Dedi pun menurun. Dan kami pun mencari jalan keluar atau berusaha memecahkan masalah yang sedang dihadapi Dedi, dan saya dengan Dedi melakukan proses konseling. Awalnya Dedi sendiri sudah putus asa kalau dirinya tidak lama lagi akan putus sekolah. Dan saya pun menyarankan jangan mudah putus asa dan mengambil keputusan yang tidak berarti. Saya akhirnya membuka jalan keluar dari masalah tersebut antara lain :

1. Bagaimana kalau Dedi sebaiknya membantu keluarga tanpa harus putus sekolah.
2. Dedi harus dapat membagi waktu antara belajar dan mencari nafkah
3. Dengan berjualan atau bekerja dengan Ayahnya, Dedi dapat membantu keluarganya.
4. Usahakan Dedi jangan mudah putus asa dan harus bekerja keras untuk keluarga dan masa depan Dedi sendiri.

Dengan membuka jalan keluar atau solusi yang ada, pemikiran Dedi mulai berkembang dan termotivasi untuk berusaha bangkit dari keterpurukannya. Dedi berusaha untuk keluarga dan masa depannya, untuk tetap belajar dan tidak putus sekolah. Dedi pun akan memulai membantu keluarganya dengan berjualan untuk mencari nafkah atau penghasilan guna memenuhi kebutuhan biaya hidup keluarga dan sekolahnya.

TAHAP-TAHAP WAWANCARA
Dari uraian proses konseling di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hubungan konseling tidak begitu saja, tetapi ada beberapa tahap-tahap atau langkah-langkah yang dilalui dalam proses konsling tersebut.
Secara garis besar ada beberapa tahapan atau langkah-langkah dalam proses konseling. Tahap-tahap dalam proses konseling secara umum yaitu :

1. Tahap I : Pengembangan/Pembinaan Hubungan
Dalam tahap I ini konselor mempunyai inisiatif untuk mempertemukan antara konselor dengan klien, guna untuk membangun hubungan baik antara klien, mengumpulkan informasi (data) mengenai hal yang sesuai dengan indikator yang diharapkan dalam proses tahap I.
2. Tahap II : Memperdalam penggalian
Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap I, kemudian memilih pendekatan dan strategi secara teoritis yang sesuai, selanjutnya konselor menggali kedalaman emosi dinamika kognitif klien, merumuskan masalah, pengambilan keputusan dan mengevaluasi ulangan dari tujuan tahap I.
3. Tahap III : Menetapkan dan memecahkan masalah
Pada tahap ini konselor berbekal dari dua tahap sebelumnya. Konselor berupa untuk memfasilitasi, mendemonstrasikan, mengajarkan, menyediakan lingkungan yang aman dan nyaman dalam mengembangkan perubahan. Aktivitas klien difokuskan pada pengevaluasian emosional dan dinamika positif, mencoba tingkah baru yang baik di dalam sesi konseling dan membuang atau menghilangkan sesuatu yang tidak sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam proses konseling.
4. Tahap IV : Pengakhiran dan Tidak Lanjut
Tahap ini merupakan tahap untuk menutup proses konseling, dan pada tahap akhir ini juga menentukan prioritas yang akan ditindaklanjuti sesuai dengan metode yang digunakan.

Kisi-kisi Wawancara
Aspek dan Indikato
r
1. Internal
a. Penyebab turunnya prestasi belajar siswa
b. Hubungan siswa dengan lingkungan sekolah
c. Hubungan siswa dengan keluarga
2. Eksternal
a. Hubungan siswa dengan Lingkungan tempat tinggal
b. Faktor ekonomi keluarga

Proses Koseling / wawancara
Aspek Item Pertanyaan dan Item Jawaban
1. Internal
1. Apa yang kamu rasakan saat ini ? Alhamdulillah baik-baik saja pak, akan tetapi ada sesuatu yang ingin saya bicarakan pak.
2. Apa yang terjadi pada diri kamu ? Belakangan ini saya mengalami kesulitan pak untuk belajar. Karena sekarang saya sedang ada masalah pak.
3. Masalah apa yang sedang kamu hadapi saat ini ? Prestasi saya mengalami penurunan pak.
4. Kenapa akhir-akhir ini prestasi kamu mengalami penurunan? y..karena sekarang susah untuk belajar pak.
5. Hambatan apa saja bagi kamu sehingga prestasi kamu mengalami penurunan ? Hambatan saya terutama pada masalah biaya pak, biaya sekolah dan untuk beli buku. Kadang saya susah pak untuk belajar karena saya tidak mempunyai buku yang harus saya pelajari pak.
6. Apakah kamu menjalin hubungan dengan baik dengan teman sebaya kamu dilingkungan sekolah ? Kalau hubungan saya dengan teman-teman saya baik-baik saja pak.
7. Bagaimana dengan guru mata pelajaran kamu ? Dan kalau dengan guru setiap mata pelajaran juga baik-baik saja pak.
8. Apakah ada salah satu guru disekolah yang tidak kamu sukai ? Tidak ada pak semua guru yang mengajar saya suka pak dan menurut saya guru yang mengajar saya baik-baik ko pak.
9. Menurut kamu mata pelajaran apa yang paling sukar untuk dipelajari ? Kalau menurut saat pelajaran yang paling sukar dipelajari seperti matematika dan bahasa inggris, akan tetapi bila saya mempunyai bukunya saya akan mempelajarinya pak biar saya menjadi bisa dan tidak sukar untuk dipelajarinya.
10. Bagaimana hubungan kamu dengan teman maupun guru disekolah ? Hubungan saya dengan teman dan guru, saling bekerja sama dan memotivasi saya untuk belajar pak.
11. Bagaimana hubungan kamu dengan keluarga ? Kalau hubungan saya dengan keluarga juga baik-baik saja dan keluarga saya saling menyayangi pak.
12. Kamu anak yang keberapa dan berapa saudara kamu ? Saya anak yang pertama pak dari tiga bersaudara.
13. Bagaimana suasana dikeluarga kamu ? Suasana keluarga saya sangat hangat pak dan nyaman.
14. Apakah orang tua kamu selalu memberikan motivasi untuk belajar kamu ? Ya…pasti pak kedua orangtua saya selalu memberikan motivasi pak untuk beajar karena kedua orangtua saya ingin melihat saya menjadi anak yang pandai.
15. Apa yang diharapkan bagi kedua orang tua dari kamu ? Harapan dari orangtua saya selain menjadi anak yang pandai tentunya yaitu menjadi anak yang sukses.

2. Eksternal
1. bagaimana suasana tempat tinggal kamu ? Suasana tempat tinggal saya nyaman dan tentram pak, dan kebanyakan dilingkungan tempat tinggal saya anak pelajar.
2. Apakah kamu menjalin hubungan atau komunikasi dengan orang-orang disekitar lingkungan tempat tinggal kamu ? Saya menjalin hubungan dengan orang-orang disekitar lingkungan saya dengan baik pak.
3. Lingkungan tempat tinggal kamu nyaman untuk kamu belajar ? Oy..nyaman sekali pak karena dilingkungan saya banyak yang masih sekolah sehingga nyaman pak untuk belajar.
4. Apakah kamu sering bertengkar dengan orang-orang disekitar tempat tinggal kamu ? Tidak pernah pak karena saya menjalin hubungan yang baik pak dengan orang-orang sekitar.
5. Apa aktifitas sehari-hari kamu kalau dilingkungan tempat tinggal / rumah kamu ? Ya…selain belajar saya juga membantu orangtua tetapi adakala juga saya bermain.
6. Pekerjaan orang tua kamu sebagai apa ? Pekerjaan orang tua saya wiraswasta pak, atau pekerja serabutan pak bekerja kalau ada, kalau tidak ada ya menganggur dirumah. 7. Kira-kira berapa penghasilan orang tua kamu sebulan ? Ya…gak pasti pak saya juga kurang tau pak.
8. Menurut kamu cukup tidak untuk memenuhi kebutuhan keluarga kamu dengan penghasilan orang tua kamu itu ? Saya rasa cukup pak tapi ya hanya untuk makan sehari-hari.
9. Apakah ada yang membantu selain orang tua kamu untuk mencari nafkah ? Itulah pak yang menjadi hambatan bagi saya untuk belajar karena sulitnya ekonomi ke;luarga saya, tentunya orang tua saya tidak ada pak yang membantu sedang ibu saya hanya ibu rumah tangga pak.
10. Langkah apa selanjutnya untuk keluarga dan masa depan kamu ? Saya rasa, saya sebagai anak pertama saya harus memberikan contoh yang baik pak untuk adik-adik saya. Saya akan membantu kedua orangtua saya mencari nafkah sehabis pulang sekolah untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan agar saya dapat membeli buku untuk belajar.